Jumat, 29 Mei 2009

Avenged Sevenfold Bius Penggila Heavy Metal




JAKARTA - Band Avenged Sevenfold menggebrak Indonesia untuk kedua kalinya. Kehadiran mereka kali ini mampu membius sekira 3.000 penonton yang menyesaki Tennis Indoor Senayan, Jakarta dibandingkan konser mereka sebelumnya.


Performance band asal California, Amerika Serikat ini dimulai pada Rabu (22/10/2008) pukul 20.30 WIB hingga pukul 22.10 WIB. Sayang, waktu yang disediakan pihak penyelenggara tampaknya kurang memuaskan penonton yang masih merasa "kerinduannya" belum terpenuhi. Belum lagi harus "terpotong" dengan penampilan band pembuka asal Indonesia, Jibril.

Namun begitu, adrenalin penonton terhadap musik-musik yang diusung band beranggotakan M Shadow (vocal), Synyster Gates (lead gitar), Zacky Vingeance (gitar), Johnny Christ (bass), dan The Reverend (drum) ini tetap tinggi.

Penonton yang terbius alunan dan hentakan musik terlihat tak mau melepaskan pandangan dan tetap fokus menyaksikan penampilan band kesayangan mereka itu.

Terlebih saat penonton disuguhkan penampilan tunggal sang gitaris Synyster Gates, yang asyik "bergumul" dengan gitarnya di atas panggung. Sementara personel lain beranjak meninggalkan panggung. Berselang lima menit, penonton kembali menggila saat personel lainnya kembali ke panggung dan menggebrak Tennis Indoor untuk kesekian kalinya.

Avenged Sevenfold malam ini memainkan sejumlah lagu andalan mereka diantaranya, Seize The Day, Bat Country, dan Beast And the Harlot.

Seakan ingin mengakrabkan diri dengan penonton, sesekali sang vokalis berusaha berkomunikasi. Sang vokalis sempat mengucapkan, "I Love You Jakarta", yang kemudian disambut teriakan histeris pecinta heavy metal yang hadir di sana.

Sementara itu, menurut informasi yang dihimpun, Avenged Sevenfold menggelar konser di Jakarta sebagai rangkaian konser album terbaru mereka. Ironisnya, menurut selentingan kabar, album ini tidak dijual di Indonesia.

Well...bagi yang ingin memiliki album terbaru dari band yang terbentuk pada 1999 ini, tampaknya harus mencari akal agar tetap bisa memiliki album dari band penelur album Sounding The Seventh Trumpet (2002), Waking The Fallen (2003), City of Evil (2005), Avenged Sevenfold (2007), dan Live In The LBC & Diamonds in The Rough.(lsi) (mbs)

read...

Selasa, 26 Mei 2009

Dream Theater


Dream Theater yang awalnya bernama Majesty ini dibentuk di New York tahun 1985. Berawal dari kolaborasi John Myung (bas), John Petrucci (gitar) dan Mike Portnoy (drum) yang belajar di sekolah musik Berklee College of Music, mereka kemudian merekrut Kevin Moore (keyboard) dan Chriss Collings (vokal). Grup ini kemudian berganti nama menjadi Dream Theater lantaran ada grup lain yang juga bernama Majesty dan menuntut agar mereka berganti nama.


Album pertama mereka, WHEN DREAM AND DAY UNITE dirilis dirilis oleh Mechanic Records tahun 1989. Album ini gagal menembus pasaran dan mengakibatkan tour promo Dream Theater juga dibatasi hanya di sekitar New York saja. Terjadi perubahan formasi setelah album pertama ini. Album kedua mereka IMAGES AND WORDS dirilis dengan James LaBrie yang mengisi vokal.

Tahun 199, Jordan Rudess masuk mengisi posisi keyboardist dan tahun yang sama Dream Theater melepas album METROPOLIS PT. 2: SCENES FROM A MEMORY.

Album-album Dream Theater termasuk jarang yang laku keras. Hanya album IMAGES AND WORDS yang tercatat meraih gold album. Namun berbeda dengan live album mereka yang ternyata lebih sukses de pasar. 4 live album mereka malah mencetak platinum album buat Dream Theater.

Dream Theater tercatat merilis 10 studio album, 5 live album, dan 1 album kompilasi selama berkarir lebih dari 20 tahun. Dengan fomasi terakhir James LaBrie (vocal), John Myung (bass), John Petrucci (guitar), Mike Portnoy (drums), dan Jordan Rudess (keyboard) terakhir mereka melepas album SYSTEMATIC CHAOS 2007 kemarin.


read...

The Rolling Stones


The Rolling Stones adalah sebuah band rock Inggris yang mulai terkenal sejak tahun 1960-an masih eksis hingga sekarang. Apabila dianalogikan, The Rolling Stones adalah sebuah batu yang hingga kini masih menggelinding, entah sampai kapan.

masih menggelinding, entah sampai kapan.

Dibentuk di London, Januari 1963. Tetapi sesungguhnya cikal bakal Stones sudah ada sejak tahun 1962 dengan formasi awal yang terdiri dari Mick Jagger (Vokal, Harmonika), Keith Richards (Lead Gitar), Brian Jones (Rhytm Gitar, Harmonika), Mick Avory (Drums) dan Dick Taylor (Bass). Kelak sang drummer Mick Avory akhirnya bergabung dengan The Kinks dbp Ray davies, dan Dick Taylor mendirikan bandnya sendiri yaitu The Pretty Things

Band dengan formasi kuintet ini didirikan oleh Brian Jones (kelahiran Cheltenham, Inggris, 28 Februari 1942). Ia meninggalkan Cheltenham dan pergi ke London untuk membuat grup musik. Sebelum mendirikan The Rolling Stones, Brian sempat bergabung dengan band Cheltone Six (Sebagai pemain klarinet) dan The Ramrods. Ketika di London, Brian bertemu dengan Mick Jagger dan Keith Richards, yang dimana akhirnya mereka bertiga membentuk sebuah grup musik yang bernama Little Blue & The Blue Boys

read...

The Beatles


The Beatles adalah salah satu grup musik rock paling awal sekaligus paling berpengaruh di era modern. Beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr, kebanyakan lagu mereka ditulis oleh Lennon dan McCartney. Popularitas mereka sedemikian tingginya di Britania Raya sehingga di tahun 1963 pers menelurkan istilah "Beatlemania". Mereka juga kemudian meraih sukses di Amerika Serikat dan seluruh dunia.


Dibentuk di Liverpool tahun 1959 dengan formasi awal John Lennon (Vokal, Gitar), Paul Mc Cartney (Vokal, Gitar), George Harrison (Vokal, Gitar), Stuart Sutcliffe (Bass) dan Pete Best (Drum). Namun tak lama kemudian Stuart Sutcliffe mengundurkan diri (hijrah ke Jerman dan menikahi Astrid Kircherr dan meninggal disana tahun 1962 akibat pendarahan di otak). Lalu pada tahun 1962 Pete Best hengkang dari The Beatles, dan posisinya digantikan oleh Richard Starkey alias Ringo Starr

Manager The Beatles, Brian Eipstein, pertama kali mengenal Beatles lewat banyaknya request pembeli piringan hitam di toko musiknya. Pertama kali Brian mencoba menawarkan Beatles kepada Decca Record, label besar perusahaan rekaman kala itu. Audisi bisa didapat, hanya saja manajemen Decca berpendapat bahwa kelompok musik gitar sudah lewat masa tenarnya. Kendati keempat pemuda menjadi patah arang, Brian akhirnya bisa mendapatkan audisi bagi mereka di satu label rekaman, Parlophone, yang sejatinya adalah perusahaan rekaman untuk siaran radio. George Martin, manajer Parlophone, setuju, dan dimulailah perekaman untuk album pertama The Beatles yang bertajuk "Please Please Me". Lagu Please Please Me dan Love Me Do merupakan andalan untuk album tersebut.
read...

Sabtu, 23 Mei 2009

Jalan Hidup Rock Ian Antono


SEDERET artis muda membuat album khusus untuk Ian Antono (53). Album berjudul A Tribute to Ian Antono terbitan Sony Music itu antara lain melibatkan band Sheila on 7, Padi, GIGI, Cokelat, /rif, juga penyanyi Glenn Fredly sampai Audy.

SEBAGIAN besar dari mereka masih balita, bahkan ada yang belum lahir, ketika Ian Antono terkenal sebagai gitaris God Bless pada pertengahan 1970-an. Eross (25), gitaris Sheila on 7 itu misalnya, sepantaran dengan Stevan Antono, anak sulung Ian.

Mereka menyanyikan lagu Ian Antono seperti Panggung Sandiwara yang liriknya ditulis Taufiq Ismail. Lagu yang dipopulerkan Duo Kribo-Ahmad Albar dan Ucok Harahap-pada 1978 itu dinyanyikan Sheila on 7. Ada juga lagu Ian Neraka Jahanam, Rumah Kita, sampai Zakia.

Era telah berganti, dan Yusuf Antono Djojo, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 29 Oktober 1950, itu menyaksikan hadirnya rocker muda di belantika musik.

"Dari dulu saya ingin rocker tua dan muda itu nyambung. Tidak seperti dulu yang kayaknya ada gap. Kami juga membutuhkan mereka, untuk bertukar pengalaman," kata Ian yang menganggap album Tribute itu sebagai penyambung generasi rocker 1970-an dan hari ini.

Ian masih berpenampilan muda. Rambutnya yang gondrong setengkuk kini memutih sebagian. Konon, menurut Titik Saelan, istri Ian, itu merupakan rambut terpendek yang pernah dipelihara Ian. Selama lebih dari tiga puluh tahun dia terus memelihara rambut hingga sepunggung.

Rambut itulah yang pernah menjadi pelengkap penampilan Ian sebagai rocker di zaman jaya God Bless, era 1970-an sampai awal 1980-an. Atribut wajib lain rocker saat itu adalah sepatu berhak tinggi serta kostum serba ketat, termasuk baju dan celana kulit.

"Dulu dandanan rock itu memang cenderung seperti itu. Padahal kalau hari-hari biasa saya sebel juga pake yang kayak gitu," kenang Ian.

SELAIN dikenal sebagai gitaris, Ian adalah seorang pencipta lagu, penata musik, dan produser. Tak kurang dari 400 lagu pernah ditulis Ian, termasuk di antaranya Jarum Neraka, Tangan Setan, yang dipopulerkan Nicky Astria pada pertengahan 1980-an. Ian juga membuat lagu berirama padang pasir, seperti Zakia yang dilantunkan Ahmad Albar pada tahun 1979.

Sebagai penata musik, Ian pernah menangani artis seperti Nicky Astria, Iwan Fals, Anggun C Sasmi, Emilia Contessa, Anna Matovani, sampai Grace Simon.

Ian mulai aktif menulis lagu dan menata musik ketika God Bless mempersiapkan album Huma di Atas Bukit pada 1976. Pada awalnya, tidak mudah bagi Ian untuk membuat lagu. Ada semacam proses transformasi dari sekadar bermain ke penciptaan.

Saat bermain pada band Bentoel pada 1971, sampai ketika bergabung dengan God Bless sejak 1974, Ian terbiasa memainkan musik seperti Deep Purple, Alice Cooper, Jethro Tull, Edgar Winter, dan James Gang. Penampilan fisik, gaya panggung, dan musik bisa ditiru. Namun, giliran memasuki wilayah penciptaan, Ian mengaku tidak mampu lagi sekadar meniru. Ian mengaku tidak dapat seratus persen membuat lagu seperti lagu ciptaan rockers Barat.

"Walau sudah lama nge-rock, ternyata bikin lagu itu tidak gampang. Waktu kita bikin musiknya, bau ndeso itu masih tetap ada. Kuncinya ternyata ada di jiwa, dan ternyata kita tidak bisa jadi bule."

Kata ndeso yang dimaksud Ian adalah rasa personal. Rasa tersebut terbentuk dari endapan memori dengaran yang diserap Ian sejak kecil. Pengaruh Jawa, Bali, atau Melayu, menurut Ian, akan keluar dengan sendirinya begitu ia membuat lagu sendiri. Harap maklum, sewaktu menjadi pemain ketipung dalam band bocah di Malang, Ian sering memainkan lagu Melayu sejenis Ayam Den Lapeh-nya Orkes Gumarang pimpinan Asbon itu.

"Lagu Tangan Setan dan Jarum Neraka itu, menurut kawan saya orang Malaysia, katanya terdengar Jawa."

Ian Antono termasuk generasi awal pemusik rock keras yang harus menulis lagu rock dengan lirik berbahasa Indonesia. Seperti banyak musisi rock keras lain, Ian juga terkesan pada unsur bunyi dari musik rock, terutama dari distorsi suara gitar.

"Rock itu berkait dengan bunyi. Makanya orang mengatakan gitar rock itu meraung-raung, bukannya berdenting," kata Ian yang antara lain menggunakan gitar Hamer dan Ibanez.

Unsur suara yang meraung-raung itulah yang ketika dialihkan ke dalam lirik menimbulkan pencitraan serba keras atau sangar. Termasuk lagu Ian seperti Neraka Jahanam, Jarum Neraka, dan Tangan Setan.

"Waktu itu kalau liriknya yang indah-indah rasanya kok enggak masuk," kenang Ian.

Belakangan Ian telah mampu melepaskan citra keras dari rock dan lahirlah lagu sejenis Rumah Kita. Lagu yang dipopulerkan God Bless pada 1987 itu menyuarakan perasaan Ian yang merasa lebih merdeka setelah hidup mandiri dengan mengontrak rumah sederhana di Tebet.

"Kami hidup sederhana, tapi nikmat. Kami nyuci pakaian berdua. Kami membesarkan anak berdua. Kami senang main band tanpa berpikir band ini bisa menghidupi atau tidak," kata Ian yang saat ditemui didampingi sang istri, Titik Saelan, pemain drum Princes Tone.

Mereka menikah pada 1974 dan kini mempunyai tiga anak. Mereka adalah Stevan (25), Rocky (21), dan Monica (19) yang semuanya masih kuliah. Evan dan Rocky kini membentuk band Gallagasi yang juga tampil dalam album A Tribute to Ian Antono.

Ian selama ini menghidupi keluarganya dari musik rock. Ian mulai dari band bocah di Malang, kemudian ikut band keluarga Zodiacs bersama kakak-kakaknya. Ian saat itu menyukai lagu-lagu dari The Shadows atau The Ventures dan dia tertarik pada permainan gitar Hank Marvin, gitaris The Shadows.

Pada 1969 Ian ke Jakarta bersama Abadi Soesman, bermain musik di Hotel Marcopolo. Dua tahun kemudian kembali ke Malang untuk bergabung dengan band Bentoel, Malang, sebagai pemain drum dan kemudian beralih ke gitar. Pada 1974 Ian diminta Ahmad Albar bergabung dengan God Bless. Pada awal 1990-an Ian membentuk Gong 2000.

Lebih dari tiga dekade, Ian hidup dari musik rock. Beberapa kali ia pernah vakum dari kegiatan musik. Namun, dia tetap bertahan hidup di musik rock. Sudah mapan?

"Enggak juga. Kami bergerilya terus dari muda sampai tua ha-ha...."

Namun, Ian mengaku bahagia hidup di jalan rock.

read...

 
3 Columns Blogger Template by Amanda at BloggerBuster